Jumat, 16 Mei 2008

peran pemuda dalam menyongsong kebangkitan islam





Risalah Kepada Pemuda


Ketahuilah wahai para pemuda da’wah, bahwa …

Dalam sejarah kebangkitan bangsa-bangsa, pemuda selalu memiliki peran yang besar dan strategis, karena untuk menuju kebangkitan bangsa dibutuhkan energi yang kuat berupa keyakinan yang kuat, ketulusan, semangat yang jujur, kesungguhan dalam kerja dan pengorbanan.

Dalam hal ini pemudalah yang berpotensi untuk itu, karena pemuda adalah simbol hati yang masih jernih sehingga memiliki keyakinan dan iman yang kuat, kejujuran yang memungkinkan untuk memiliki ketulusan dan keikhlasan dalam beramal, serta semangat yang menggebu yang memungkinkan untuk beramal dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan pengorbanan.

Namun demikian potensi tersebut sifatnya netral, jika pemuda tidak mendapatkan pembinaan yang baik maka potensi tersebut akan menjadi energi negatif yang merusak diri dan orang lain. Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa dalam rangka menyongsong kebangkitan umat, segala program yang mencerminkan perhatian kepada pemuda adalah keniscayaan yang tidak bisa kita abaikan.

Dalam keadaan apapun pemuda selalu menjadi tumpuan harapan umat demi masa depan yang lebih baik. Namun demikian keadaan menjadi sangat berbeda antara pemuda yang tumbuh pada saat umat sedang jaya, aman damai dan sentosa dengan pemuda yang tumbuh pada saat umat sedang mengalami kebangkrutan dan baru mulai menyadari akan perlunya bangkit kembali merebut kemerdekaannya yang hilang, kekayaannya yang diserobot, hak yang terampas dan bahkan jati dirinya yang tertimbun oleh nilai-nilai kejahiliyahan. Pemuda jenis pertama tentunya akan cukup memfokuskan pada agenda dirinya daripada agenda umat dan orang lain. Karena dengan begitu dia sudah cukup baik perannya untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Berbeda dengan pemuda yang tumbuh pada saat umat sedang bangkrut dan baru mulai menyadari akan perlunya bangkit kembali. Dalam keadaan seperti ini pemuda dituntut untuk lebih memperhatikan nasib orang lain dan agenda umat dari pada nasib dan agenda diri sendiri. Para pemuda dituntut untuk berfikir panjang, menentukan sikap dan strategi, serta kerja keras yang berkesinambungan.

Saat ini keadaan umat bagaikan orang yang sakit parah dan membutuhkan pengobatan serta perawatan yang benar untuk menuju kesembuhannya. Atas takdir Allah dan Alhamdulillah kita tumbuh pada saat umat sedang berjuang keras menuju kebangkitannya. Ternyata kitalah -- para pemuda -- yang harus menjadi dokter dan perawatnya. Alangkah beratnya tugas ini, alangkah mulianya tugas ini dan alangkah besarnya pahalanya di sisi Allah !. Para pemuda mestinya bangga bahwa dirinya telah bergabung dengan da’wah ini, karena berarti Allah telah memuliakannya di antara sekalian makhluknya untuk menjadi pemimpin dunia.

Dalam keadaan seperti ini yang dibutuhkan adalah diagnosa yang tepat terhadap pasien sampai kita bisa mengidentifikasi penyakit dengan benar. Bila ternyata penyakit itu cukup kompleks maka kita harus tahu skala prioritas dan inti penyakitnya, kemudian menentukan obat dan dosisnya, proses pengobatan yang benar dan perawatan yang teliti demi mengembalikan kesehatannya dengan baik.

Dari sekian kondisi umat yang sedang bangkit yang paling memprihatinkan adalah bahwa umat Islam bangkit dalam keadaan tubuh yang tercabik-cabik oleh banyaknya aliran da’wah yang saling berbeda, hiruk pikuknya seruan yang saling bertabrakan, bermunculannya manhaj yang banyak dan membingungkan, bertabrakannya pendekatan da’wah sesama kelompok Islam ditambah dengan individu-individu yang ambisius dengan agenda pribadi dan karirnya yang menumpang sukses di tengah-tengah kegiatan da’wah. Semua itu tidak lain hanya akan mencabik-cabik potensi umat sehingga menjadi tak berdaya. Semua ini mutlak membutuhkan studi analisa yang serius untuk kemudian dicarikan formula yang pas untuk menyelamatkan umat ini.

Sebelum segala macam pendekatan diusulkan untuk menyelamatkan umat ini, ada satu hal yang tidak bisa ditawar lagi, bahwa yang pernah membuat umat ini berjaya adalah karena mereka memiliki Islam yang utuh, bersih dan sempurna. Dan bahwa kemudian tangan-tangan jahat musuh-musuh Islam merusaknya dengan menambah, mengurangi dan menyimpangkan pemahamannya, sehingga lahirlah Islam yang cacat dan tidak utuh lagi. Inilah yang telah mencabik-cabik umat Islam.

Untuk itu, satu hal yang tidak bisa ditawar lagi bahwa solusi pertama dan paling utama adalah mengembalikan umat ini kepada pemahaman yang orisinal, benar, utuh, menyeluruh, jelas, dengan kemasan yang modern agar umat ini kembali berjaya di abad ini. Islam yang bersumber kepada Qur’an dan Sunnah serta sirah Nabi yang penuh sejarah aplikasinya, serta sesuai dengan pemahaman salafus shalih, dan sesuai dengan format ijtihad yang benar dalam menterjemahkan Islam ke dalam konteks terkini.

Dalam rangka menyelamatkan umat ini tentunya kita tidak berhenti pada kerja tajdid dan penyebaran fikrah saja, namun harus dibarengi dengan upaya menjadikan fikrah ini menjadi nyata terpraktekkan dalam kehidupan umat sehari-hari. Untuk itu kita harus melakukan perubahan setahap demi setahap mengantarkan umat ini dengan tarbiyatul ummah sampai tingkat kesempurnaanya. Dan untuk itu kita percaya ada tahapan yang tidak bisa kita langgar yaitu:

Kita harus memulai dengan merubah diri sendiri menjadi pribadi da’iyah yang baik.

Langkah pertama: adanya pribadi yang shaleh secara utuh.
Langkah kedua: keluarga muslim dalam seluruh aspeknya.
Langkah ketiga: bangsa yang muslim dengan segala ciri khasnya.
Langkah keempat: pemerintahan muslim dengan segala keunikannya.
Langkah kelima: bergabungnya seluruh tanah air Islam yang sudah dicabik-cabik penjajah ke dalam satu kesatuan pemerintahan Islam.
Langkah keenam: berkibarnya bendera Islam di tatanan dunia internasional.
Langkah ketujuh: penegasan sekali lagi bahwa Islam menawarkan da’wahnya ke seluruh manusia sebagai pengendali peradaban dunia (ustadziatul alam).

Sementara itu kita menyadari bahwa untuk menuju sukses tersebut kita tidak punya pilihan lain kecuali jalan panjang dan melelahkan ini. Dan kita juga menyadari bahwa di setiap tahapan ada programnya, sarananya, tantangan dan hambatan yang berbeda serta kebutuhan setiap marhalahnya yang senantiasa berbeda pula.

Jawaban dari kesemuanya tadi adalah kerja keras yang tak mengenal putus asa, kerja yang didasari dengan pemahaman dan keikhlasan serta dengan komitmen dan resistensi yang tinggi, ukhuwah dan amal jama’i yang didasari saling mempercayai sesama a’dho’ dan kesetiaan pada jama’ah.

Selamat bekerja wahai pemuda….!!!




MENYONGSONG KEBANGKITAN CENDIKIAWAN MUSLIM MUDA

Pemuda adalah nafas zaman, kelompok idaman ummat dan bangsa yang kaya akan kritik, imajinasi, serta peran dalam setiap peristiwa yang terjadi di tengah perubahan masyarakat. Tidak bisa dipungkiri pemuda memegang peranan penting dalam hampir setiap transformasi sosial dan perjuangan meraih cita-cita.
Sejarah kebangkitan Eropa (Sekuler/Kapitalis) dengan fragmen Revolusi Prancis yang menumbangkan monarki dan gerejawan di abad pertengahan (1789) digerakkan oleh kaum intelektual. Pemuda Rosseu, Montesquieu, Descrates, Condorcet, Olympe de Gouges menjadi motor penggerak masyarakat yang berujung pada revolusi menandai zaman baru dan mengilhami bangkitnya renaisance di Eropa.
Di Rusia, Revolusi Bolsevik (Oktober 1917) menandai jatuhnya Dinasti Romanov dengan nakhodanya Tsar Nicholas II, diiringi cucuran darah 15 juta orang tewas selama Revolusi, pun digerakkan oleh kaum muda. Adalah Karl Marx (1818-1883), Lenin (1870-1924), Leon Trotsky dan Plekhanov. Karl Heinrich Marx dengan bukunya Das Kapital sebagai pencipta dan pemikir komunisme, sedangkan pemuda Lenin adalah orang pertama yang dianggap mewujudkan konsep– konsep Marx dalam masyarakat. Bahkan Gorby muda (Michael Gorbacev) ketika berusia 18 tahun menulis “ Lenin adalah ayahku, guruku, dan Tuhanku.”
Begitu pula sejarah transformasi sosial (dakwah Islam) pemuda memegang peran dominan. Rasulullah Muhammad ketika diangkat berumur empat puluh tahun. Berkata Ibnu Abbas r.a, “ Tak ada seorang nabipun yang diutus Allah, melainkan ia (dipilih) dari kalangan pemuda saja (yakni 30-40 tahun). Begitu pula tidak seorang ‘alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia dari kalangan pemuda”.
Pengikut Rasulullah SAW yang merupakan generasi pertama kebanyakan dari kalangan pemuda bahkan sebagian masih anak-anak. Mereka mendapatkan transfer pemikiran (tsaqofah) Islam dari Rasulullah saw diantaranya Ali bin Abi Thalib dan Zubaer bin Awwam (8 tahun), Thalhah (11 tahun), Al-Arqam (12 tahun), Abdullah bin Mas’ud (14 tahun), Saad bin Abi Waqqas (17), Ja’far bin Abi Thalib (18), Zaid bin Haritsah (20), Ustman (20), Mushab bin Umair (24), Umar bin Khattab (27), Bilal bin Rabah (30), Abu Bakar (27) dll
Dari sini terbentuk cikal bakal (embrio)generasi terbaik yang berhasil membongkar struktur paganis dan stagnasi pemikiran, kebodohan (adat jahili) yang telah mengakar di Jazirah Arab. Selanjutnya risalah Islam dengan pemikirannya (Islamic though) dan metode penerapannya (Islamic method) berhasil menjadikan Jazirah Arab yang terlupakan, menjadikan pusat peradaban dunia dan berhasil menempatkan ummat Islam, di posisi puncak peradaban selama berabad-abad lamanya.

Karakter Pemuda dalam Al-Qur’an


Al-Qur’anul Karim telah menampilkan sosok pemuda yang menjadi bintang dan pertanda zamannya. Secara ekplisit tampak dalam surah Al-Anbiya : 60, Surah Al-Kahfi : 10-13, atau Surah Yusuf : 30, dengan kata-kata yang berakar pada “fatiya” (muda). Selain yang tersurat, terdapat pula ayat-ayat yang menyiratkan sosok pemuda seperti surah As-shaf : 14 yang menampilkan Nabi Isa yang berusia muda dll.
Dalam Al-Qur’an peran pemuda disebutkan sebagai generasi penerus (AthThur : 21), yaitu meneruskan nilai-nilai kebaikan yang ada pada suatu kaum. Disebut juga sebagai generasi pengganti (Al-Maidah : 54), yaitu menggantikan kaum yang memang sudah rusak dengan karakter mencintai dan dicintai Allah, lemah lembut kepada kaum mu’min, tegas pada kaum kafir dan tidak takut celaan orang yang mencela. Sebagai generasi pembaharu (Maryam : 42) yakni memperbaiki dan memperbaharui kerusakan yang ada pada suatu ummat/bangsa.
Al-Qur’anul Karim juga telah menggambarkan sejumlah karakter yang ada dalam diri pemuda seperti sikap kritis dan kepeloporan yang ditunjukkan oleh pemuda Ibrahim. Demikian juga sikap tegar yang tersurat dalam surah Al-Kahfi dengan tampilnya beberapa pemuda yang dengan tegar menyatakan aqidahnya yang berasaskan tauhid dihadapan seorang raja yang zalim, Dikyanus. Ketegaran ditunjukkan juga Nabi Isa As. Ketika berhadapan dengan Fir’aun melalui argumentasi yang kuat, menghembaskan kesombongan Fir’aun, sang Tiran. Pemuda yang tegar seperti inilah yang kehadirannya senantiasa diperlukan kehadirannya oleh zaman yang senantiasa berubah dan penuh tantangan, bukan pemuda yang sudah disterilkan, dimandulkan bahkan dijadikan “robot” sehingga tidak dapat diharapkan sesuatu daripadanya.
Karakter pemuda lainnya yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah karakter rendah hati seperti ditunjukkan pemuda Yusuf ketika terhindar dari maksiat, mengatakan bukanlah karena dirinya perkasa melainkan karena rahmat dari Allah, SWT (QS. Yusuf : 54). Akan halnya pemuda Zulkarnain, penakluk dunia Barat dan Timur pelindung agresi yang didirikannya untuk melindungi kaum lemah dinyatakan sebagai rahmat dari Tuhan-Nya (QS. Al-Kahfi : 98).. Karakter orang muda lainnya dalam Al-Qur’an ditunjukkan oleh sikap lemah lembut Ibrahim muda, yang tidak berhasil meyakinkan ayahnya mengenai tauhid dan kebatilan, kendatipun diusir oleh ayahnya, tetap memperlihatkan sikap hormat, sayang dan penuh kelembutan pada orang tuanya. Demikian juga sikap pemaaf yang ditunjukkan pemuda Yusuf yang memperlihatkan suatu sikap akhlaq mulia dengan memaafkan kesalahan yang pernah diperbuat saudara-saudaranya.

Kepribadian Ulul Al-bab.

Posisi penting dan terhormat menurut Al-Qur’an hanya layak bagi seorang yang berilmu dan berhikmah, sebagaimana dalam salah satu firman-Nya :

“Dan tatkala dia cukup dewasa[*] Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik” QS. Yusuf : 22.


*Nabi Yusuf mencapai umur antara 30 - 40 tahun.

Antara ilmu dan hikmah ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Ilmu, baik yang murni (pure science) maupun terapan (appplied science) diperlukan oleh bangsa yang akan dan sedang membangun. Namun, faktor penting yang sangat menentukan adalah ada tidaknya hikmah di tengah bangsa itu, terutama dikalangan pengendali dan pelaku pembangunan bangsa itu. Orang yang memiliki ilmu dan hikmah inilah yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai cendekiawan atau pribadi Ulul Albab. Istilah ulul albab disebut dalam berbagai ayat dalam, Al-Qur’an.
Dalam Mu’jam Mufahras li Alfadz Al-Qur’an disebutkan bahwa kata “ulul albab” berulang sebanyak 16 kali dalam sepuluh Surah dalam konteks yang berbeda-beda. Kata ulul albab diterjemahkan dengan “orang yang berakal”, artinya orang yang mampu mengambil kesimpulan, pelajaran dan peringatan dari ayat-ayat qauliyah yang terdapat dalam Al-Quran maupun ayat-ayat kauniyah yang terdapat di jaqad raya. Ulul albab adalah orang yang memiliki sikap keilmuan dengan melakukan secara teratur upaya-upaya pengamatan, penelitian, pengakajian dan penafsiran terhadap gejala-gejala alam. Dari kajian itu akan muncul kesadaran yang dalam akan kebesaran Allah, SWT sebagai pencipta segala sesuatu (keseimbangan fikir dan zikir).
Segala yang dilakukan oleh manusia hanyalah merupakan upaya untuk menemukan hukum-hukum Allah SWT (sunnatullah), dan memahami secara sadar bahwasanya kebahagian dunia-akhirat hanya tercapai jika manusia berjalan sesuai apa yang disyari’atkan oleh Allah SWT.
Upaya memahami ayat-ayat Allah tersebut tentu saja membutuhkan kesungguhan dan ketelitian sambil mengharapkan karunia dan kemudahan dari Allah SWT. Disinilah dibutuhkan semangat al-hikmah, yang salah satu maknanya berarti kearifan untuk meneliti dan membuktikan itu semua. Tujuan diutusnya seorang Rasul kepada ummat manusia antara lain mengajarkan kepada mereka kitab suci dan hikmah agar manusia senantiasa memperoleh pancaran cahaya Ilahi. Cakupan hikmah sendiri sedemikian luas, maka hikmah bisa diterangkan dalam berbagai pengertian dan konsep, diantaranya wisdom, kebijaksanaan atau kearifan (Hans Wehr, A. Dictionary of Written Arabic). Hikmah juga berarti ilmu pengetahuan, filsafat, kebenaran, juga merupakan “rahasia” Tuhan yang tersembunyi yang hanya bisa diambil manfaat dan pelajaran pada masa dan waktu yang lain.
Seorang ulul albab memiliki al-hikmah dalam arti kearifan dalam menatap, menafsir dan mengkaji persoalan-persoalan dalam kehidupannya, baik yang bersifat individual, sosial kemasyarakatan, ummat dan manusia pada umumnya. Tumbuh rasa dan kepedulian sosial yang termanifestasikan dalam sikap, perbuatan dan tindakannya. Lebih jauh, Ulul Albab adalah implementasi “Khaerah Ummah” yang dilahirkan di tengah-tengah manusia yang mempersyaratkan tegaknya amar ma’ruf nahi munkar.

Meretas Jalan Kebangkitan.


Cendekiawan muslim muda, tiga kata kunci yang sarat makna dan menuntut peran nyata bagi yang menyandangnya. Kata cendekiawan yang dalam Al-Qur’an yang disebut Ulul albab adalah perwujudan aktifitas akal dan hati. Akallah yang telah membuktikan kebenaran Islam dan setelah terbukti hati akan meyakini, selanjutnya mendorong setiap muslim yang memahami dan meyakininya untuk bergerak, menjadi agen-agen perubah di tengah-tengah masyarakat.


Kata kunci muslim menunjukkan bahwa berislamnya seseorang menuntut adanya totalitas. Karakter Islam yang syumul mewarnai seluruh aspek kehidupan sehingga pola pikir, emosi, perasaan dan juga fisik terwarnai dengan Islam. Dengan syahadah, seorang muslim meyakini dia memang diciptakan hanya untuk beribaah kepada Allah, bahwa tidak ada yang dapat memberinya kemudharatan keculai atas izin Allah, sehingga dengan demikian tidak ada satupun yang ditakutinya. Kalaupun ia harus berkorban harta bahkan sampai nyawa sekalipun, dia sadar apapun hasilnya akan berupa kebaikan, matinya adalah syahid dan hidupnya adalah kemuliaan.


Kata muda menunjukkan sosok yang produktif, progresif, kreatif serta inovatif, yang menunjukkan besarnya potensi sekaligus tanggung jawab, sehingga Rasulullah saw mengingatkan mempergunakan lima kesempatan, diantaranya masa muda sebelum datangnya masa tua. Al-Qur’an juga memberikan petunjuk mengenai pentingnya sikap keteladanan orang tua dalam menyiapkan generasi atau mendidik anak-anaknya melalui penggambaran Luqman, yag didahului pujian karena memperoleh hikmah, yang berarti menerima kebajikan yang besar.

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Luqman : 12)

Saatnya kini lahir gerakan besar kebangkitan ummat yang dilandasi kesadaran dan keyakinan yang dipelopori kaum muda. Pemuda yang membekali diri dengan pemahaman Islam yang jernih secara mendalam sehingga mampu menampilkan Islam sebagai sistem yang komprehensif. Pemuda yang siap menyongsong peradaban masa depan, yang disebut futurolog Alvin Toffler sebagai peradaban gelombang ketiga, perdaban yang lebih mengutamakan pelipatgandaan kekuatan pikir manusia. Abad dimana akselerasi perubahan dan kemajuan semakin tinggi dan intens seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Kebangkitan (an-nahdlah) menurut Hafidz Shalih dalam kitabnya “An-Nahdlah” adalah meningkatnya taraf berfikir ummat. Sehingga kebangkitan yang shahih adalah kebangkitan yang diletakkan di atas azas ruhiyah artinya kebangkitan yang dibangun dengan landasan pemikiran yang mengaitkan segala aktifitas manusia dengan Allah SWT. Dengan demikian, hanya dengan Ideologi Islam manusia dapat meraih kebangkitan hakiki, sebaliknya kebangkitan yang dibawa selain ideologi Islam, Kapitalisme-Sekuler maupun Sosilaisme-Komunis adalah kebangkitan semu dan sudah terbukti menimbulkan banyak efek negatif berupa kerusakan, kemiskinan, kesenjangan, ketidakadilan dan ketidaktentraman hidup.


Ummat Islam harus memiliki kembali pemikiran Islam yang utuh dan menyeluruh serta jelas tentang gambaran kehidupan Islam di masa depan serta memahami fakta-fakta yang sedang terjadi sekarang sehingga menemukan strategi dan taktik implementasi konsepsi mereka dalam realitas kehidupan. Penguasaan khazanah pemikiran Islam dan kebiasaan berfikir menghubungkan pemikiran tersebut dalam realitas kehidupan akan membentuk kepakaran dan keahlian (experties) ummat dalam mewujudkan visi dan misi kehidupan mereka. Sebab, tradisi menghubungkan informasi maupun konsep pemikiran dengan realitas akan membentuk metode berfikir yang produktif dalam diri ummat ini dan mereka akan menjadi ummat yang bertradisi berfikir, ummah mufakkirah. Ummat yang mampu bangkit meniti jalur kehidupan yang luhur.


Disinilah pentingnya kepedulian dan peran cendekiawan muda untuk pandai-pandai membaca realitas sosial sehari-hari, menangkap dan memahaminya secara cerdas dan bertanggung jawab, mencari solusi atas berbagai problematika ummat dengan menjadikan Islam sebagai poros rujukan. Kiranya sosok pemuda yang diimpikan Al-Qur’an yang berilmu dan berhikmah menjadi sumber insprasi kaum muda cendekiawan muslim dan sumber inspirasi untuk hari ini dan esok, sehingga dapat memberikan kontribusi yang terbaik untuk ummat, bangsa dan negara.

ICMI Muda, Sebuah Harapan.


Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) telah menjadi asset ummat Islam Indonesia, memenuhi kebutuhan ummat Islam akan wadah yang terbuka. Diakui, kehadiran ICMI telah menjadi angle untuk mencantolkan amal shaleh, forum untuk berkumpulnya kaum muslim dari berbagai faham dan tingkat pemahaman serta pengalaman keagamaan, entry point untuk siapa saja yang mau ke pangkuan Islam.


Pasca Muktamar ke-IV di Makassar, ICMI yang lahir di Malang 15 tahun lalu dan sempat lama “tertidur” kini kembali menggeliat, memberikan harapan ke depan untuk memberikan pencerahan dan berkontribusi pada ummat dan bangsa. Seiring revitalisasi peran ICMI, sekelompok orang-orang muda ICMI di Sulawesi Selatan mendeklarasikan ICMI Muda yang selanjutnya disambut positif cendekiawan muda di seluruh Indonesia. Deklarasi nasional ICMI Muda berangkat dari kegelisahan positif, kreatif dan visioner, untuk turut membantu mengemban dan mengembangkan peran dan tanggung jawab ICMI terhadap bangsa, negara dan ummat.

Nawaitu yang tentunya harus direspon positif semua pihak, sehingga potensi cendekiawan muda muslim di Indonesia dapat lebih dioptimalkan, demikian juga peran dan tanggung jawabnya yang sangat strategis dapat terwadahi secara tepat.
Kita berharap keberadaan ICMI Muda akan makin menegaskan peran ICMI untuk ummat dan bangsa ke depan yang sampai saat ini masih didera berbagai masalah dan kesulitan. Sebagai wadah yang disiapkan untuk regenerasi di tubuh ICMI, kita berharap tercipta iklim sistem kaderisasi yang terbuka, menjamin munculnya pemimpin-pemimpin baru dalam kemajemukan yang serasi.

Bukan resimentasi pengikut atau mobilisasi indoktrinasi bagi sebanyak mungkin orang untuk keperluan pengendalian dan penguasaan sementara dan seketika. Akhirnya, kita sedang menunggu permainan yang menakjubkan dari berbagai unsur di ICMI dalam mengembangkan ICMI di masa mendatang selanjutnya bersinergi dengan komponen ummat lainnya mengantarkan ummat dan bangsa menuju kebangkitan yang hakiki. S

Pencerahan untuk pemuda islam

Para diktator tahu, bahwa Islam akan kembali bangkit karena faktor kepemimpinan. Sebagai contoh dari Turki, Amerika terpaksa menurunkan Erbakan [1], karena dia melakukan "3 kesalahan". Yaitu :


1. Mendirikan kerjasama ekonomi dengan 8 negara Islam: Indonesia, Bangladesh, Pakistan, Malaysia, dll. Karena kerjasama ini maka akan membangkitkan perekonomian negara Islam, yang selama ini telah tergantung pada AS.
2. Erbakan membangkitkan perekonomian Turki.
3. Dia adalah pemimpin karismatik Islam


Analis lainnya menyampaikan, bahwa Islam akan menjadi kekuatan baru masa depan karena mampu tampil sebagai kekuatan yang menyeluruh, antara aqidah dengan dunia. Imperium Islam yang pernah berjaya di Afrika adalah Ghana dan Mali.

Bagaimana orang Ghana dan Mali tertarik dengan Islam, yaitu karena melihat cara orang Islam sholat, dimana seluruh warna kulit berbaris pada barisan yang sama.

Apa kesimpulannya?
1. Negara-negara Islam banyak yang menyadari akan pentingnya persatuan Islam
2. Banyak kekayaan alam di negara-negara Islam
3. Suburnya SDM di masyarakat Muslim. Sedangkan barat mulai mengalami penurunan.


Pakar yang lain, menyampaikan bahwa barat akan menemui kemunduran (declining), baik secara fisik maupun kultural. Saat ini, barat mengalami jumlah kematian yang sangat signifikan, dan kelahiran yang sedikit, banyak keluarga yang tidak memiliki anak.

Pemuda Harus Bangkit

Para pemuda harus bangkit, karena itu peran dakwah di pemuda sangat penting. Kita tidak ingin menyerang negara lain, oleh karena negara lain juga pasti balas menyerang kita.


Untuk itu, kita mendirikan organisasi organisasi pemuda, mahasiswa dan pelajar. Kalian adalah pemimpin organisasi. Apa yang akan kalian lakukan? Apa yang bisa membuat perubahan dari kalian? Amal dan ide di tiap negara yang tentunya berbeda-beda. Tentunya dari masing-masing negara juga memiliki kekurangan dan kelebihan dalam melakukan gerakan dakwahnya, sehingga membutuhkan konsolidasi koordinasi bersama.


Seperti halnya Imam Hasan Al Banna memulai dakwah di tahun 1936. dimana telah banyak diwariskan sejak dulu. Dan telah kita dokumentasikan menjadi berbagai buku dan pedoman. Kita telah mendukumentasikan kegiatan dakwah kita selama 71 tahun.
Untuk itu, telah kita buatkan tauhid mafahim (dasar-dasar fundamental pergerakan, bahwa anda membutuhkan tarbiyah, karena yang lain akan hancur).
Erbakan ketika diingatkan untuk menguatkan tarbiyah, tetapi melupakan, sehingga akhirnya mereka tergelincir. Karena sesungguhnya politik sangat rawan. Politik adalah bagian dari Islam, tetapi tarbiyahlah yang mengarahkanya. Bagaimana Kita memaknai tarbiyah? Seperti layaknya ibu yang membesarkan anaknya, itulah Tarbiyah.
Pernah dengar negeri Suriah? Disana ada bangsa Himes. Bangsa Himes membangun kamar mandi siang dan malam. Maka lakukanlah dakwah seperti itu, siang ini dan malam ini. Sanggup? Ini adalah perintah dari Allah untuk bekerja karenanya.

Proyek Masa Depan


Politik barat tidak akan lagi bergantung pada negara-negara bersangkutan, tetapi berhubungan langsung dengan NGO (Non Government Organization, atau LSM) di negara tersebut untuk memelihara kepentingan mereka. [2]
Melihat hal itu, Kita juga harus mendirikan dan mengelola NGO-NGO menurut bidang masing-masing yang dapat kita konsolidasikan. Melalui LSM-LSM tersebut kita dapat akses untuk memberi makan, pendidikan, kesehatan untuk rakyat sebelum mengajarkan Al Qur'an dan Islam kepada mereka.

Organisasi masyarakat modern saat ini adalah NGO, semacam private organization yang tidak berhubungan (langsung) dengan politik tetapi dapat mempengaruhinya, namun keberadan NGO tidak dapat dilarang oleh pemerintah. Silakan anda mengamati NGO-NGO yang berkembang di negara masing-masing.

Kita punya proyek masa depan bersama. Yaitu agenda pembangunan generasi pemimpin masa depan "Future Leader". Kita sama paham bahwa yang bisa masuk menjadi mahasiswa di universitas hanya pemuda-pemudi yang cerdas. Muammar Khadafi menyadari hal itu dengan mengorganisasi kaum muda kampus (mahasiswa) untuk memperkuat (basis) pemerintahannya.

Kita juga harus mendirikan kelompok pemimpin masa depan yang dipilih dari mahasiswa dan pelajar yang berumur 15 – 17 tahun. Yang kita beri penguatan tauhid dan ilmu pengetahuan dibawah bimbingan guru yang khusus.

Saatnya nanti, mereka akan menjadi pemimpin bangsa dan ummat sekaligus. Mereka mengambil pilihan sesuai kecenderungan dan jalur keahlian masing-masing. Seperti halnya para sahabat Rasul SAW ada yang menjadi ahli Al Qur'an, ahli strategi, ahli perang, ahli politik, ahli ilmu pengetahuan, ahli dagang, dan ahli lainnya, semuanya mempunyai kapasitas kepemimpinan.

Anak muda yang diberi pendidikan khusus juga akan diberi kemampuan lapangan dengan terjun langsung menyampaikan da'wah di tengah masyarakat yang masih jahiliyah. Masih banyak masyarakat yang perlu mendapatkan sentuhan Islam, misalnya penyembah berhala di Srilanka, dan juga berhala modern di negeri kita.

Memberikan ilmu sejak kecil seperti melukis di atas batu. Banyak anak muda yang cerdas perlu mendapat perhatian dan pencerahan. Terutama di kampus-kampus dan sekolah. Jangan pernah anggap enteng anak muda, mereka dapat menggemparkan dunia. Sebagaimana halnya beberapa sahabat Nabi SAW yang masih muda, mereka mendapat perhatian dan posisi yang setara dengan sahabat lainnya.

Menikah dini sudah sulit ditemui karena kemerosotan moral pemuda pemudi di dunia (termasuk negeri berpenduduk muslim) karena pengaruh budaya barat (west style) dan meluasnya gelombang globalisasi (global wave ).

Pengaruh gelombang negatif globalisasi menyebabkan moralitas manusia makin merosot dan jatuh ke kubangan (ash fala safilin). Jika kita memiliki NGO, maka dengannya kita dapat berperan melawan pengaruh negatif dan melindungi masyarakat (muslim) di negeri kita.

Saat ini pula, kita kehilangan banyak SDM berkualitas akibat terjebaknya manpower kita ke dalam kehidupan pribadi masing-masing. Membangun keluarga, ekonomi dan masa depan, tanpa memperhatikan lagi tanggungjawab pergerakannya. Karena itu, kita ingin lahir pemuda pemudi yang tetap komitmen dalam pergerakan dan da'wah, tanpa terlalu dipusingkan oleh masalah-masalah pribadinya.

Dalam situasi bagaimanapun, apalagi jika situasi sulit, harus semakin sering berkonsolidasi. Dan bagi mereka yang sudah mencapai pendidikan tinggi seperti Sarjana, Master dan Doktor haruslah mampu memberi sesuatu yang berharga bagi masyarakat. Pemuda terdidik sangat berarti bagi masyarakat dan mereka akan semakin berharga jika mampu memperjuangkan kepentingan umat di wilayah dan negerinya masing-masing. Jadilah Idol dalam komunitas karena kebaikan-kebaikan dan kompetensi kita, dari pada masyarakat sibuk mengidolakan pemain seni dan olahraga tapi mereka tidak mendapat apapun. Dan teruslah mempersiapkan generasi pemimpin masa depan yang mampu menjawab tantangan jaman yang lebih keras.

(Dedicated by. Taufik Amrullah & Agung Andri)

Catatan kaki:

[1] Prof. Dr. Necmettin Erbakan, adalah pemimpin partai Refah Turki yang memenangi pemilu Turki pada tahun 1995. Erbakan menjadi PM pertama Turki yang berasal dari kelompok Islam sejak negera republik itu didirikan oleh Kamal Ataturk. Kemenangan Erbakan di anulir dan pemerintahannya di kudeta oleh Militer Turki, atas dukungan Amerika Serikat.

[2] Maksudnya adalah NGO adalah agen-agen kepentingan barat


SEPULUH RISALAH PEMUDA ISLAM

• PENDAHULUAN


Tak dapat disangkal lagi bahwa eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan amat penting, karena merekalah yang memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia pada umumnya. Semua ideologi yang berorientasi pada strategi revolusi, menganggap pemuda sebagai tenaga paling revolusioner karena secara psikologis manusia mencapai puncak hamasah (gelora semangat) dan quwwatul jasad (kekuatan fisik) pada usia muda. Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan, perubahan, bukan stagnasi ataupun status quo. Dalam setiap kurun waktu, kemarin, kini dan esok, pemuda senantiasa berdiri di garis terdepan. Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih ataupun sebagai pembela kebatilan yang canggih.
Di dalam Al Qur’an, peran pemuda diungkapkan dalam kisah Ashabul Kahfi (18:9-22), kisah pemuda Ibrahim (21:60,69 dan 2:25 dan pemuda dibunuh oleh Ashabul Uhdud (lihat tafsir Ibnu Katsir Q.S. Al Buruuj) dan para Assabiqunal Awwalun pada umumnya berusia muda.
Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadist Rasulullah SAW, sebagai berikut: “Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebellum datang masa tuamu; masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu; masa kayamu sebelum datang masa miskinmu; masa hidupmu sebelum datang masa matimu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.” (H.R. Al Baihaqi)

• SEPULUH RISALAH PEMUDA


1. Memahami Islam
Mustahil pemuda dapat memuliakan Islam kalau mereka sendiri tidak memahami Islam (35:28, 58:11)
“Siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat kebaikan, maka dipandaikanlah dalam agama.” (H.R. Bukhari-Muslim)
“Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk kecuali dzikrulloh dan yang serupa itu dan orang alim dan penuntut ilmu.” (H.R. At Tirmizi)


2. Mengimani segenap ajaran Islam
Iman kepada Allah dan Rasul-Nya pada hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk (23:51). Tunduk patuh berlandaskan cinta kepada-Nya (2:165) dan ittiba’ (mengikuti) rasul-Nya (3:31, 53:3-4).


3. dan mendakwahkan Islam Mengamalkan
Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (khusrin) dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam (103:1-3, 41:33, 3:110, 9:71, 5:78-79).
“barang siapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya.” (H.R. Muslim)


4. Berjihad dijalan Islam
Jihad adalah salah satu hal yang diwajibkan Allah kepada kaum muslimin. Said Hawa membagi jihad menjadi lima macam :
a. Jihad Lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik dan fasiq yang disertai dengan hujjah (argumentasi) yang dicontohkan oleh Nabi SAW. (5:62)
b. Jihad Maali atau jihad dengan harta (49:15, 9:111). Jihad dengan harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena dakwah memerlukan sarana dan prasarana.
c. Jihad Bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan/kekuatan dan jiwa (22:39, 2:190, 8:39, 9:36). Termasuk dalam jihad ini adalah menentang orang kafir, berusaha mengusir mereka dari bumi Islam, memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawan pemberontakan atau pembangkangan atas negara Islam.
d. Jihad Siyaasi atau jihad politik.

e. Jihad Tarbawi/ta’limi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin memahami Islam (3:79)


5. Sabar dan istiqomah di atas jalan Islam (21:83-85, 38:41-44, 37:100-107, 21:68-69, 71:5-9)
Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqamah. “Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu setengah dari iman.” (H.R. Abu Nu’aim)


6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam
Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah islamiyah sesama muslim (8:63, 59:9). “Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lainnya saling mengokohkan,” (Al hadist)


7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam

Potensi umat Islam perlu diarahkan ke dalam amal jama’i secara efektif dan efisien (3:146)


8. Optimis terhadap masa depan Islam
Pemuda Islam tak boleh memiliki jiwa pesimis. Sebaliknya, harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah SWT. Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis (12:87, 15:56).


9. Introspeksi diri (muhasabah)
terhadap segala aktivitas yang telah dilakukan
Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan agar pemuda tidak mengulang kesalahan yang sama di hari mendatang, tidak terjebak dengan permasalahan yang sama dan mampu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik (13:11).
“Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk mati.” (H.R. At Tirmizi)


10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam
Memurnikan niat karena Allah dalam ibadah, dan jihad merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus sukses.


“Sesungguhnya Allah menolong umat ini hanya karena orang-orang yang lemah di antara mereka yaitu dengan dakwah, shalat dan ikhlas mereka,” (H.R. An Nasai dari Sa’ad bin Abi Waqash


Tidak ada komentar: